3 Juta Serangan Siber Ancam Pengguna Internet di RI

Ancaman kejahatan siber di Indonesia semakin meningkat secara signifikan. Berdasarkan laporan terbaru dari lembaga keamanan digital nasional dan beberapa perusahaan keamanan siber global, tercatat lebih dari 3 juta serangan siber terjadi selama kuartal pertama (Q1) tahun 2025. Jumlah ini menunjukkan peningkatan tajam di banding periode yang sama tahun sebelumnya.

Lonjakan Serangan Siber

Jenis serangan yang paling dominan adalah malware, phishing, dan ransomware. Menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sekitar 1,2 juta serangan berupa malware tercatat hanya dalam waktu tiga bulan pertama. Phishing, yang menargetkan data pribadi pengguna lewat email palsu dan situs web tiruan, mencapai angka 900 ribu insiden, sementara ransomware — serangan yang mengenkripsi data korban dan menuntut tebusan — meningkat menjadi 400 ribu kasus.

“Serangan ini menyasar berbagai sektor, mulai dari pengguna individu, pelaku usaha kecil, hingga institusi pemerintahan,” ujar juru bicara BSSN dalam konferensi pers.

Target: Data Pribadi dan Keuangan

Kebanyakan serangan bertujuan mencuri data pribadi, seperti nomor identitas, kredensial akun, dan informasi perbankan. Pelaku juga menyasar sektor e-commerce dan perbankan digital, yang terus tumbuh di tengah meningkatnya aktivitas online masyarakat Indonesia.

Laporan dari perusahaan keamanan siber Kaspersky menyebutkan bahwa Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan tingkat ancaman digital tertinggi di Asia Tenggara. Konektivitas yang tinggi, namun masih lemahnya kesadaran akan keamanan digital, menjadi celah yang sering dimanfaatkan oleh peretas.

Upaya Mitigasi dan Edukasi

Pemerintah melalui BSSN dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah meningkatkan kampanye literasi digital dan mendorong penggunaan otentikasi dua faktor (2FA), serta mengimbau pengguna untuk selalu memperbarui perangkat lunak mereka.

Selain itu, kerja sama dengan penyedia layanan internet, platform digital, dan sektor swasta juga di galakkan guna menciptakan ekosistem digital yang lebih aman. “Kolaborasi lintas sektor sangat penting dalam memerangi kejahatan siber,” kata Dirjen Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan.

Waspada, Bukan Panik

Masyarakat di imbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan internet, khususnya saat bertransaksi atau mengakses layanan digital. Memastikan koneksi aman, tidak sembarang mengunduh aplikasi, dan mengenali tanda-tanda phishing menjadi langkah awal pencegahan.

Serangan siber bukan hanya ancaman teknologi, tetapi juga tantangan sosial yang membutuhkan kesadaran kolektif. Dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang telah melampaui 220 juta jiwa, penting bagi setiap individu untuk menjadi pengguna digital yang bijak dan waspada.

By admin