Raksasa teknologi Google kembali menjadi sorotan di Eropa. Kali ini, perusahaan yang bermarkas di Mountain View, California itu menghadapi gugatan antipakat (antitrust) dari sejumlah media dan perusahaan teknologi Eropa terkait peluncuran fitur terbaru mereka, AI Overviews, di mesin pencari Google Search.
Fitur AI Overviews, yang mulai di perkenalkan secara luas sejak awal 2024, menampilkan ringkasan jawaban otomatis hasil kecerdasan buatan langsung di halaman pencarian. Namun, fitur ini di tuding merugikan situs-situs pihak ketiga, termasuk media berita, agregator konten, dan situs edukasi, karena mengurangi jumlah kunjungan (traffic) ke laman mereka.
Dugaan Penyalahgunaan Dominasi Pasar
Koalisi penggugat, yang terdiri dari beberapa perusahaan media, asosiasi penerbit digital, dan pengembang layanan online, menuduh Google menyalahgunakan dominasinya di pasar pencarian untuk mempromosikan fitur AI miliknya sendiri dan menekan kompetitor.
“Dengan menampilkan jawaban instan dari AI di atas hasil pencarian, Google secara tidak langsung mencegah pengguna untuk mengklik tautan ke situs lain. Ini bukan hanya mengurangi pendapatan kami, tapi juga mengancam keragaman informasi di internet,” kata salah satu perwakilan Asosiasi Media Digital Eropa.
Para penggugat juga menuduh Google tidak transparan dalam cara AI Overviews mengambil dan menyusun informasi, serta melanggar prinsip keterbukaan dan netralitas mesin pencari.
Investigasi Komisi Eropa
Komisi Eropa telah menerima gugatan tersebut dan mengumumkan pembukaan penyelidikan awal. Jika terbukti melanggar aturan kompetisi Uni Eropa, Google dapat di kenakan denda hingga 10% dari pendapatan global tahunannya, sebagaimana di atur dalam Regulasi Antitrust UE.
Margrethe Vestager, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa untuk urusan persaingan, menyatakan:
“Inovasi dalam kecerdasan buatan tidak boleh mengorbankan prinsip persaingan yang sehat dan keberagaman sumber informasi. Kami akan memastikan semua pelaku teknologi bertindak adil dan transparan.”
Respons dari Google
Menanggapi gugatan tersebut, juru bicara Google mengatakan bahwa fitur AI Overviews di rancang untuk memberikan informasi cepat dan akurat kepada pengguna, bukan untuk menyingkirkan situs-situs lain.
“Kami terus bekerja sama dengan penerbit dan mitra konten agar AI kami tetap mendukung ekosistem web terbuka,” ujar pihak Google dalam pernyataan resminya.
Namun, Google belum menjelaskan secara rinci apakah mereka akan menyesuaikan algoritma atau menunda implementasi fitur tersebut di Eropa.
Pertarungan Lama yang Belum Usai
Ini bukan kali pertama Google berhadapan dengan otoritas Eropa. Sebelumnya, Google telah di kenai denda lebih dari €8 miliar dalam serangkaian kasus antitrust yang mencakup Google Shopping, Android, dan layanan periklanan online.
Gugatan terhadap AI Overviews ini di pandang sebagai ujian besar terhadap regulasi AI dan kompetisi digital di era baru kecerdasan buatan.