Perusahaan kedirgantaraan terkemuka dunia, Airbus, secara resmi menawarkan drone jenis VTOL (Vertical Take-Off and Landing) dengan merek Flexrotor ke pasar Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Airbus untuk memperkuat kehadirannya di kawasan Asia Tenggara, khususnya di sektor pertahanan, keamanan maritim, dan pengawasan wilayah yang sangat penting bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
Apa Itu Flexrotor?
Flexrotor adalah drone canggih berjenis VTOL yang di rancang untuk lepas landas dan mendarat secara vertikal, mirip seperti helikopter, namun dengan efisiensi jelajah pesawat fixed-wing. Teknologi ini memungkinkan operasional di area yang terbatas tanpa memerlukan landasan pacu konvensional.
Flexrotor di kembangkan oleh Aerovel, anak usaha yang telah menjadi bagian dari Airbus Defence and Space. Drone ini di kenal dengan keunggulan autonomi tinggi, ketahanan terbang lebih dari 30 jam, serta kemampuan mengoperasikan sensor canggih untuk pengawasan, pemetaan, dan pengumpulan data intelijen.
Mengapa Indonesia Menjadi Target Pasar?
Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia menghadapi tantangan geografis yang signifikan dalam hal pengawasan wilayah udara, laut, dan perbatasan. Drone VTOL seperti Flexrotor menawarkan solusi mobilitas dan fleksibilitas yang ideal untuk:
-
Pengawasan maritim dan perikanan ilegal
-
Pemantauan wilayah perbatasan
-
Deteksi dini bencana alam
-
Misi intelijen dan pengintaian oleh militer
Airbus melihat potensi besar untuk memanfaatkan Flexrotor dalam mendukung program kedaulatan dan keamanan Indonesia, baik oleh TNI, Badan Keamanan Laut (Bakamla), maupun instansi pemerintah lainnya.
Fitur Unggulan Flexrotor
-
VTOL penuh: Tidak memerlukan runway, cocok untuk operasi dari kapal maupun wilayah terpencil.
-
Waktu terbang hingga 30 jam: Ideal untuk patroli maritim jangka panjang.
-
Payload modular: Dapat membawa kamera EO/IR, radar kecil, dan sensor lain tergantung kebutuhan.
-
Daya jangkau lebih dari 3.000 km² dalam satu misi.
-
Pengoperasian otomatis penuh: Termasuk take-off, navigasi, dan landing.
Kemitraan dan Transfer Teknologi
Airbus mengisyaratkan kesiapan untuk bermitra dengan industri dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah lokal. Ini termasuk kemungkinan transfer teknologi (ToT), pelatihan operator lokal, hingga perakitan unit drone di Indonesia melalui kerja sama dengan perusahaan BUMN seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Tanggapan Pemerintah dan Industri
Pihak Kementerian Pertahanan RI di sebut telah meninjau kemampuan Flexrotor dalam demonstrasi yang di gelar Airbus di kawasan Asia Pasifik awal tahun ini. Pemerintah menyambut baik solusi yang di tawarkan, apalagi dalam konteks Modernisasi Alutsista Nasional dan kebutuhan penguatan pengawasan laut Natuna, Selat Malaka, dan perairan timur Indonesia.