Google Rilis Ringkasan AI di Google Discover

Google kembali membuat gebrakan di dunia teknologi dengan meluncurkan fitur ringkasan berbasis kecerdasan buatan (AI) di layanan Google Discover. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi dari suatu artikel tanpa harus mengunjungi situs sumbernya. Meski dari sisi pengguna fitur ini terasa praktis dan efisien, namun bagi pelaku industri media online, kehadiran fitur ini justru di anggap sebagai ancaman serius terhadap keberlangsungan bisnis mereka.

Apa Itu Fitur Ringkasan AI di Google Discover?

Google Di scover adalah fitur rekomendasi konten berbasis minat pengguna yang tampil di aplikasi Google dan halaman utama perangkat Android. Dengan penambahan ringkasan AI, pengguna kini dapat melihat ringkasan singkat dari artikel yang di rekomendasikan, langsung dari tampilan awal — tanpa perlu mengklik dan membuka laman situs.

Teknologi ini memanfaatkan kecerdasan buatan generatif milik Google, seperti Gemini, untuk merangkum isi artikel dalam beberapa kalimat saja. Dengan pendekatan ini, Google bertujuan untuk memberikan informasi secara cepat dan efisien, terutama bagi pengguna mobile yang menginginkan akses informasi instan.

Ancaman Nyata bagi Media Online

Bagi perusahaan media digital, trafik pengunjung adalah sumber utama pendapatan, baik dari iklan, langganan, maupun konversi lainnya. Dengan hadirnya ringkasan AI, pengguna berpotensi tidak lagi mengunjungi situs berita secara langsung, yang pada akhirnya dapat menurunkan jumlah klik, durasi kunjungan, dan pendapatan iklan.

Beberapa pengamat media bahkan menyebut langkah Google ini sebagai bentuk “di sintermediasi konten”, di mana platform mengambil alih nilai informatif dari publisher tanpa memberi imbal balik yang setara.

Respon Dunia Media

Sejumlah media besar di Amerika Serikat dan Eropa telah menyuarakan keprihatinan mereka. Beberapa bahkan mempertimbangkan opsi hukum atau renegosiasi perjanjian distribusi konten dengan Google. Di Prancis, misalnya, media lokal sebelumnya telah berhasil menekan Google agar membayar lisensi untuk menampilkan cuplikan berita mereka di Google News.

Di Indonesia, langkah Google ini juga menimbulkan kekhawatiran. Beberapa pengelola media daring menilai kebijakan ini bisa memperparah tantangan ekonomi media, yang saat ini tengah menghadapi gelombang PHK dan penurunan belanja iklan digital.

Google: Memberikan Nilai Tambah

Di sisi lain, Google mengklaim bahwa fitur ini tidak di maksudkan untuk menggantikan media, melainkan untuk memperkuat akses awal ke informasi. Google juga mengatakan bahwa tautan ke sumber asli tetap di tampilkan, dan fitur ini hanya muncul untuk artikel yang memang terbuka untuk perayapan AI.

Google menyebutkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan publisher, dan terbuka untuk berdialog mengenai masa depan distribusi berita yang adil.

Tantangan Etika dan Regulasi

Kehadiran fitur ringkasan AI ini juga membuka perdebatan etis soal hak cipta, nilai karya jurnalistik, dan peran platform besar dalam mengontrol arus informasi global. Banyak pihak mendesak agar pemerintah dan regulator membuat aturan yang lebih ketat agar platform seperti Google dan Meta tidak secara sepihak mengambil alih nilai ekonomi dari konten jurnalistik.

By admin