Jet Tempur IF-X Hasil Kerja Sama Indonesia-Korsel

Jakarta/Seoul, Juni 2025 – Jet tempur masa depan IF-X, hasil kolaborasi strategis antara Indonesia dan Korea Selatan, kini resmi di konfirmasi akan membawa teknologi semi-stealth, sebuah terobosan penting menuju kemandirian pertahanan udara kawasan Asia.

Pesawat tempur generasi 4.5 ini merupakan versi ekspor dan varian pengembangan dari KF-21 Boramae, yang di kembangkan oleh Korea Aerospace Industries (KAI) bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Teknologi semi-stealth yang di benamkan menjadi daya tarik utama IF-X, memberikan kombinasi optimal antara efektivitas tempur, biaya operasional, dan kemampuan survivabilitas di medan tempur modern.


Apa Itu Teknologi Semi-Stealth?

Teknologi semi-stealth memungkinkan pesawat untuk mengurangi penampakan radar (Radar Cross Section/RCS) tanpa harus mengorbankan terlalu banyak dari segi aerodinamika, kapasitas senjata, maupun biaya produksi. Hal ini di capai melalui:

  • Desain aerodinamis dengan permukaan menyudut (angled surfaces)

  • Material penyerap gelombang radar (Radar Absorbent Materials/RAM)

  • Integrasi sebagian persenjataan ke dalam internal weapon bay

Meskipun tidak se-“invisible” jet generasi kelima seperti F-35 Lightning II, teknologi ini cukup mumpuni untuk menghindari deteksi awal oleh radar musuh, terutama di kawasan dengan intensitas pengawasan tinggi.


Kapasitas Tempur dan Spesifikasi IF-X

Menurut data terkini dari KAI dan PTDI, jet IF-X di rancang dengan beberapa fitur unggulan:

  • Kecepatan maksimum: Mach 1.8

  • Radius tempur: ±1.000 km

  • Persenjataan: dapat membawa rudal udara-ke-udara, udara-ke-darat, dan bom presisi

  • Avionik modern: radar AESA, sistem pertahanan diri digital, dan kokpit full-glass touchscreen

  • Kursi tandem: pilot dan co-pilot/navigator

Yang membedakan IF-X dari KF-21 adalah penyesuaian spesifikasi berdasarkan kebutuhan Indonesia serta potensi untuk ekspor ke negara sahabat dengan anggaran pertahanan menengah.


Kolaborasi Strategis RI-Korsel

Program IF-X merupakan bagian dari proyek KF-X/IF-X yang di tandatangani sejak 2010, di mana Indonesia berkontribusi sekitar 20% dari pendanaan proyek dan memperoleh hak atas sebagian transfer teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir, para insinyur Indonesia telah aktif terlibat dalam pengembangan desain, integrasi sistem, hingga uji coba di Korea Selatan.

PT Dirgantara Indonesia nantinya akan memegang peran penting dalam perakitan lokal, pemeliharaan, serta pengembangan varian lanjutan, termasuk kemungkinan pesawat tanpa awak berbasis IF-X di masa depan.


Makna Strategis bagi Indonesia

Masuknya IF-X ke dalam jajaran alutsista Indonesia di harapkan dapat:

  • Meningkatkan daya saing TNI AU di tengah modernisasi kekuatan udara regional

  • Mengurangi ketergantungan pada negara produsen senjata Barat

  • Menjadi tonggak kemandirian industri dirgantara nasional

  • Memungkinkan ekspor pesawat tempur buatan dalam negeri di masa depan

Jika semua berjalan sesuai jadwal, produksi massal IF-X akan dimulai antara tahun 2026–2027, dengan pengiriman unit pertama ke TNI AU diperkirakan pada akhir dekade 2020-an.

By admin