Kemkomdigi Kaji Teknologi untuk SATRIA-2

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) tengah mengkaji teknologi terbaru untuk pengembangan satelit nasional SATRIA-2, yang di rancang untuk melengkapi fungsi satelit internet multifungsi SATRIA-1. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperluas jangkauan konektivitas digital hingga ke pelosok Tanah Air serta memperkuat ketahanan infrastruktur komunikasi nasional.

SATRIA-1, yang di luncurkan pada pertengahan 2023, telah melayani lebih dari 50.000 titik layanan publik seperti sekolah, puskesmas, dan kantor pemerintahan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Namun, seiring dengan meningkatnya kebutuhan bandwidth serta tuntutan untuk konektivitas yang lebih stabil dan luas, kehadiran SATRIA-2 di nilai krusial.

Meningkatkan Kapasitas dan Cakupan

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemkomdigi, Ismail, menjelaskan bahwa SATRIA-2 di rancang bukan sebagai pengganti, tetapi sebagai pelengkap yang akan memperluas kapasitas dan cakupan layanan internet satelit nasional.

“SATRIA-2 akan memperkuat jaringan yang sudah di bangun oleh SATRIA-1. Kita sedang mengkaji teknologi orbit, kapasitas throughput, serta interoperabilitas agar kedua satelit bisa bekerja saling melengkapi, bukan tumpang tindih,” jelas Ismail dalam forum diskusi publik di Jakarta.

Salah satu teknologi yang sedang di kaji adalah pemanfaatan orbit Medium Earth Orbit (MEO) dan Low Earth Orbit (LEO), sebagai alternatif atau pelengkap orbit geostasioner (GEO) yang di gunakan SATRIA-1. Teknologi ini memungkinkan latensi yang lebih rendah dan koneksi yang lebih cepat, khususnya di daerah dengan tantangan geografis tinggi.

Kolaborasi dengan Mitra Global

Kemkomdigi juga tengah menjajaki kerja sama dengan berbagai mitra internasional, termasuk perusahaan teknologi satelit global seperti Thales Alenia Space, Airbus Defence and Space, hingga penyedia layanan satelit LEO seperti Starlink dan OneWeb. Kolaborasi ini bertujuan untuk memilih teknologi yang tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga mudah di integrasikan dengan infrastruktur digital nasional.

Fokus pada Ketahanan dan Kedaulatan Digital

Salah satu aspek penting dari pengembangan SATRIA-2 adalah kedaulatan data dan ketahanan komunikasi nasional. Kemkomdigi menekankan bahwa teknologi yang dipilih harus memenuhi standar keamanan tinggi, serta memprioritaskan kontrol dan pengelolaan dari dalam negeri.

“Kami tidak ingin hanya menjadi pengguna teknologi. Melalui SATRIA-2, Indonesia harus punya kapasitas untuk mengelola dan mengamankan komunikasi satelitnya sendiri,” tegas Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria.

Tahapan dan Rencana Peluncuran

Saat ini proyek SATRIA-2 masih dalam tahap studi kelayakan dan desain sistem. Jika semua berjalan sesuai jadwal, proses pengadaan dan pembangunan satelit akan di mulai pada 2026, dengan target peluncuran sekitar akhir 2028.

SATRIA-2 di proyeksikan memiliki kapasitas lebih dari 200 Gbps, dua kali lipat dari SATRIA-1 yang memiliki kapasitas sekitar 150 Gbps. Satelit ini juga di harapkan dapat menyediakan layanan tambahan untuk sektor strategis seperti pertahanan, penanggulangan bencana, dan keamanan nasional.

By admin