Hanya 28% Orang Amerika yang Mendukung Pemblokiran TikTok
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh firma riset pasar Savanta, hanya sekitar 28% warga Amerika Serikat yang mendukung pemblokiran TikTok. Survei ini melibatkan 2.000 orang Amerika yang berusia 18 tahun ke atas dan dilakukan pada 19-25 Maret 2024, tidak lama setelah Kongres AS meloloskan RUU tersebut.
RUU tersebut akan dibawa ke Senat AS setelah lolos di Kongres. Jika RUU tersebut disetujui, pemerintah AS akan memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual bisnis TikTok di AS kepada perusahaan AS. Jika ByteDance enggan atau tidak dapat menjual TikTok dalam enam bulan, aplikasi tersebut akan diblokir di AS.
Dukungan Terhadap TikTok
Meskipun ada upaya untuk memblokir TikTok di AS, survei Savanta menunjukkan bahwa mayoritas warga Amerika tidak mendukung tindakan tersebut. Hanya sekitar 28% dari responden menyatakan dukungan mereka terhadap pemblokiran TikTok, sementara sebagian besar responden lainnya menyatakan ketidaksetujuan atau tidak memiliki pendapat yang jelas.
TikTok telah menjadi fenomena global dengan lebih dari 1 miliar pengguna aktif di seluruh dunia. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat dan membagikan video pendek dengan beragam konten, mulai dari tarian, tantangan, hingga lip sync. Banyak pengguna TikTok yang melihat platform ini sebagai sarana hiburan dan kreativitas.
Beberapa alasan yang mungkin menjelaskan mengapa mayoritas warga Amerika tidak mendukung pemblokiran TikTok adalah:
- Potensi Dampak Ekonomi: TikTok telah menciptakan lapangan kerja dan peluang bisnis di AS. Dengan memblokir aplikasi ini, ada kekhawatiran bahwa ini dapat berdampak negatif pada ekonomi dan industri kreatif di negara tersebut.
- Kebebasan Berbicara dan Akses Informasi: Pemblokiran TikTok juga dapat dipandang sebagai pembatasan terhadap kebebasan berbicara dan akses informasi. Banyak pengguna TikTok yang menggunakan platform ini untuk menyuarakan pendapat mereka dan berbagi informasi yang relevan.
- Alternatif yang Tersedia: Ada juga pandangan bahwa memblokir TikTok bukanlah solusi terbaik. Ada banyak alternatif aplikasi serupa yang tersedia di pasaran, yang juga dapat memiliki masalah keamanan dan privasi yang serupa.
Masalah Keamanan dan Privasi
Salah satu alasan utama di balik upaya pemblokiran TikTok di AS adalah masalah keamanan dan privasi. Pemerintah AS khawatir bahwa data pengguna TikTok dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang, terutama karena TikTok adalah perusahaan yang berbasis di Tiongkok.
Tiongkok telah lama dituduh melakukan spionase melalui perusahaan teknologi mereka, dan ada kekhawatiran bahwa TikTok dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data pribadi warga AS dan mengirimkannya ke pemerintah Tiongkok. Namun, TikTok telah membantah klaim ini dan mengklaim bahwa data pengguna AS disimpan di pusat data di AS dan Singapura, bukan di Tiongkok.
Upaya pemblokiran TikTok di AS juga mencerminkan ketegangan yang sedang berlangsung antara AS dan Tiongkok dalam hal perdagangan dan keamanan. Kebijakan ini dapat dilihat sebagai bagian dari strategi AS untuk mengurangi pengaruh Tiongkok di sektor teknologi global.