1. Apa yang Di laporkan Media China?
Akun WeChat bernama Yuyuan Tantian, yang terkait dengan stasiun penyiaran negara CCTV, menilai chip AI Nvidia jenis H20 “tidak aman”, kurang maju secara teknologi, dan tidak ramah lingkungan. Mereka juga menyebut bahwa chip ini berpotensi memiliki “backdoor” yang bisa di gunakan untuk remote shutdown atau akses kendali jarak jauh. Artikel tersebut menyimpulkan, “Jika sebuah chip tidak ramah lingkungan, tidak canggih, dan tidak aman, sebagai konsumen, kita tentu punya pilihan untuk tidak membelinya.”
2. Respons dan Tuntutan dari China
Pada 31 Juli 2025, otoritas keamanan siber China memanggil perwakilan Nvidia untuk menjelaskan apakah terdapat risiko keamanan seperti backdoor pada chip H20. Tuntutan media seperti People’s Daily menekankan perlunya bukti keamanan yang meyakinkan dari Nvidia untuk memulihkan kepercayaan pasar domestik.
3. Penolakan Nvidia terhadap Tuduhan Backdoor
Nvidia secara tegas membantah semua tuduhan mengenai backdoor, kill switch, atau spyware. David Reber Jr., Chief Security Officer Nvidia, menyatakan bahwa fitur semacam itu tidak ada dalam desain GPU mereka, karena akan menjadi kelemahan keamanan serius dan bisa mengancam integritas sistem global. Pernyataan ini juga menyoroti risiko historis seperti insiden Clipper Chip.
4. Konteks Geopolitik dan Regulasi
Chip H20 di buat Nvidia khusus untuk pasar China dalam rangka mematuhi larangan ekspor AS terhadap chip AI canggih sejak akhir 2023. Pada April 2025, larangan tersebut di berlakukan oleh pemerintahan Trump, namun kemudian di batalkan pada Juli 2025, yang membuka kembali pasar China bagi Nvidia.
Sementara itu, di AS, muncul dorongan legislatif seperti Chip Security Act yang membahas kemungkinan pengenalan pelacakan lokasi atau kontrol pada chip ekspor. Nvidia menentang gagasan ini dengan alasan bahwa mekanisme kontrol seperti backdoors adalah ancaman terhadap kepercayaan dan keamanan teknologi.