Microsoft secara resmi menutup operasional langsungnya di Pakistan, menandai titik akhir dari kehadirannya selama 25 tahun sejak di buka pada Maret 2000.
🧭 Alasan Penutupan & Dampak Karyawan
-
Microsoft melakukan pemutusan kontrak terhadap lima karyawan terakhirnya di Pakistan .
-
Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi global, termasuk pengurangan sekitar 4% tenaga kerja (±9.100 orang).
🔄 Model Operasional Baru: Cloud & Mitra
-
Microsoft mengalihkan layanan ke model berbasis cloud dan partner-led. Layanan kini akan di sediakan melalui mitra lokal dan kantor regional di luar negeri.
-
Menteri IT Pakistan menekankan bahwa perubahan ini bukan “exit” penuh, tetapi strategi model bisnis jangka panjang berbasis SaaS dan partner-driven.
💣 Pandangan Pemangku Kepentingan
-
Mantan Presiden Pakistan, Dr. Arif Alvi, menggambarkan keputusan ini sebagai “troubling sign” yang mencerminkan tantangan ekonomi dan politik negara.
-
Jawwad Rehman, mantan Country Manager Microsoft Pakistan, menyebutnya sebagai “more than a corporate exit” yang mencerminkan lingkungan usaha yang makin tidak stabil.
“This is more than a corporate exit. It’s a sobering signal of the environment our country has created … one where even global giants like Microsoft find it unsustainable to stay.”
🌐 Konteks Ekonomi & Politik
-
Pakistan saat ini menghadapi defisit perdagangan US$ 24,4 miliar (FY 2024), cadangan devisa yang menipis (US$ 11,5 miliar pada Juni 2025), ketidakstabilan nilai tukar, dan tekanan pajak serta regulasi—faktor-faktor yang di nilai mempersulit untuk tetap mengundang investasi asing seperti Microsoft.
⚙️ Warisan Digital & Dampak ke Depan
-
Selama 2,5 dekade, Microsoft berkontribusi signifikan terhadap peningkatan literasi digital, pendidikan, dan layanan TI di Pakistan.
-
Meski kehadiran fisik di tutup, pemerintah Pakistan berkomitmen memertahankan kemitraan dengan Microsoft serta mendukung mitra lokal agar layanan tetap berjalan via model tanpa kehadiran on-site .
🎯 Simpulan
Penutupan kantor lokal Microsoft di Pakistan mencerminkan dua hal utama:
-
Transformasi global Microsoft menuju model cloud-centric dan partner-driven.
-
Tanda peringatan atas ketidakstabilan ekonomi dan politik Pakistan, yang berpotensi menghambat kehadiran langsung perusahaan teknologi besar di masa depan.